Berdiri dengan gagah di pusat kota Kediri, Simpang Lima Gumul menjadi monumen yang menyatukan lima jalan utama yaitu menuju ke Kota Kediri, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten. Begini asal usul dibalik berdirinya ikon Kota Kediri yang satu ini.
Dibangun menyerupai Arc de Triomphe yang berada di Paris, Perancis, Simpang Lima Gumul pertama kali diresmikan pada tahun 2008 setelah kurang lebih lima tahun masa pembangunan.
Yang menjadi pembeda dari monumen asal Perancis tersebut adalah tujuan dibangunnya monumen yang biasa disingkat sebagai SLG ini. Belum diketahui alasan pastinya, namun beberapa sumber menyatakan jika SLG dibangun lantaran dari Jongko Jojoboyo, raja dari Kerajaan Kediri abad ke-12 yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.
Layaknya ikon kota lain, monumen yang berlokasi di di Desa Tugurejo ini menjadi pusat ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) di Kota Kediri. Berdirinya monumen gagah ini memberikan harapan bagi warga Kediri untuk membuat perekonomian menjadi semakin maju.
Monumen Simpang Lima Gumul ini dilengkapi dengan fasilitas umum seperti gedung pertemuan (convention hall), gedung serbaguna (multipurpose), Bank daerah, terminal bus antarkota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar TuGu (Sabtu-Minggu) dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul Paradise Islanda dan juga Taman Hijau SLG.